DAUR ENERGI MELALUI RANTAI MAKANAN
- Daur Energi pada ekosistem Lamun!
Ekosistem merupakan suatu
sistem ekologi dimana terdapat hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem juga adalah penggabungan dari tiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Dan
matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Ekosistem lamun merupakan
ekosistem pantai. Lamun banyak ditemukan di daerah pantai denan substrat
berpasir dan berlumpur. Lamun tahan terhadap angin dan arus. Padang lamun hanya
dapat terbentuk pada perairan dangkal yang selalu tergenang oleh air laut.
Lamun merupakan tumbuhan berbunga satu-satunya yang hidup di laut. Fungsi lamun
adalah sebagai tempat berkembang biak, mencari makan, pembesaran ikan, selain
itu juga sebagai perendam arus.
Piramida
ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan
kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap
trofik. Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat
dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu
organisme ke organisme lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme
satu ke organisme yang lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat
dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen menempati taraf trofi
pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari
yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat
organik. Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka
hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme
itu untuk pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang
ke atmosfer. Selama keadaan produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk
piramida, maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.
Aliran energi merupakan
rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai
dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer (herbivora), ke
konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saproba, aliran energi juga
dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan
berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi
setiap melalui tingkat trofik makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi
bentuk lain, seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik, dan energi
panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini dinamakan transformasi
energi.
Sumber: http://nasrulbintang.wordpress.com/2012/01/19/aksi-interaksi-aliran-energi/
Lamun yang merupakan tumbuhan
menjadi produsen pada rantai makanan di ekosistem lamun. Lamun menggunakan
sinar matahari, air, nutrien, dan CO2 untuk melakukan fotosintesis
yang akan menghasilkan cadangan makanan yang akan digunakan untuk pembentukan
energi dan hasil sampingan O2. Oksigen digunakan oleh semua komponen
biotik di ekosistem lamun. Lamun dengan perannya sebagai produsen primer sangat
penting pada ekosistem lamun. Karena jika tak ada produsen, akan menyebabkan
adanya relung dan ekosistem akan terganggu. Saat produsen tak ada, konsumen I
akan kehilangan sumber makanan, lalu konsumen I akan terus berkurang yang
menyebabkan konsumen II pun kekurangan makanan, dan begitu seterusnya.
Bagian-bagian
lamun yang diuraikan akan digunakan oleh organisme yang sangat penting bagi
beberapa konsumen I. Konsumen I yaitu pemakan tumbuhan lamun dan pemakan
fitoplankton contoh : penyu, dugong, gastropoda kecil yaitu trochidae,
rissodae, dan centhiidae, serta beberapa krustacea seperti dekapoda, polichaeta
, dan echinodermata. Untuk konsumen II yaitu ditempati oleh karnivora yang
memangsa konsumen I sebagai makanannya, mereka bertindak sebagai predator yang
mengkonsumsi moluska, crustacean, dan ikan-ikan kecil. Selanjutnya konsumen III
yaitu memangsa konsumen I dan konsumen II, seperti ikan pemangsa besar dan
beberapa burung pemakan ikan, misal : hiu, burung pelikan, dan lain-lain.
Selain semua itu, dalam rantai makanan juga terdapat pengurai atai dekomposer
seperti bakteri. Pengurai mengubah jasad lamun menjadi partikel kecil dan
sejumlah gas yang dilepaskan kedalam air laut. Proses daur ulang oleh
dekomposer ini sangat penting dalam menyediakan nutrien bagi biota yang hidup di ekosistem lamun.
Aliran
energi pada ekosistem lamun relatif tinggi dikarenakan adanya proses sedimentasi, pencahayaan dan
adanya pasang surut pada ekosistem lamun (Kiswara , 1999).
Siklus energi pada ekosistem lamun
dimulai dengan energi matahari yang ditangkap oleh lamun yang digunakan untuk
fotosintesis yang kemudian berputara tiada henti pada semua komponen ekosistem
lamun. Aliran energi di alam tunduk pada hukum-hukum termodinamika. Dengan
proses fotosintesis energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan dan kemudian
diubah menjadi energi kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
Proses aliran energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan
dimakan oleh herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir
masuk ke tubuh herbivora yang kemudian
dimakan karnivora sehingga energi makanan dari herbivora masuk ke tubuh
karnivora. Aliran energi dilihat dan dihitung dari produksi primer, aliran
materi seperti O2, CO2, Fosfor, Nitrogen, biomassa,
produksi dan konsumsi makrofauna dalam rantai makanan.
2.
Apa yang terjadi jika perubahan pada
habitat berlangsung lambat?
Jawab:
Jika
terjadi perubahan yang lambat dalam salah satu komponen ekosistem di laut, maka
keterlambatan perubahan tersebut akan mempengaruhi komponen disekitarnya.
Seperti halnya terjadi pertumbuhan yang lambat terhadap populasi plankton yang
berada di laut, maka akan mempengaruhi produsen II yaitu ikan-ikan kecil yang
mengonsumsi plankton akan berkurang, dan begitu seterusnya. Suatu perubahan
yang tidak wajar akan berpengaruh buruk terhadap ekosistemnya, maka dari itu
sangat perlu menjaga komponen-komponen laut. Adapun jika terjadi suatu
perubahan yang lambat pada habitat menuju titik maksimum atau minimum. Dalam
selang waktu sebelum habitat tersebut berada pada titik bawah maksimum/minimum
mahluk hidup yang hidup di dalamnya akan berupaya untuk menyesuaikan diri.
Apabila mahluk hidup tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
pada habitat itu, maka mahluk hidup akan pergi atau mencari habitat lain yang
sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dilakukan untuk bertahan hidup.
3. Apa
yang terjadi jika Mahluk hidup melewati
batas maksimum dan minimum pada habitatnya?
Jawab:
Habitat suatu organisme itu pada
umumnya mengandung faktor ekologi yang sesuai dengan persyaratan hidup
organisme yang menghuninya. Persyaratan hidup setiap organisme merupakan
kisaran faktor-faktor ekologi yang ada dalam habitat dan diperlukan oleh setiap
organisme untuk mempertahankan hidupnya. Kisaran faktor-faktor ekologi bagi
sefiap organisme memiliki lebar berbeda yang pada batas bawah disebut titik
minimum, batas atas disebut titik maksimum, di antara titik minimum dan tifik
maksimum disebut titik optimum. Ketiga titik tersebut dinamakan titik kardinal.
Setiap organisme mempunyai
habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila ada gangguan yang menimpa pada
habitat akan menyebabkan terjadi perubahan pada komponen habitat, sehingga ada
kemungkinan habitat menjadi tidak cocok bagi organisme yang menghuninya Jadi,
apabila kondisi habitat berubah hingga di titik minimum dan maksimum (di luar
kisaran faktor-faktor ekologi) yang diperlukan oleh setiap organisme di
dalamnya, maka organisme itu dapat mati atau pindah (migrasi) ke tempat lain.
Jika perubahan yang terjadi dalam habitat berjalan lambat, misalnya berjalan
selama beberapa generasi, maka organisme yang menghuninya pada umumnya bisa
menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru meskipun luas batas-batas semula.
Melalui proses adaptasi (penyesuaian diri) tersebut lama-lama terbentuklah
ras-ras baru yang mempunyai sifat berbeda dengan sebelumnya.
4. Apa
yang terjadi jika mahluk hidup memiliki relung yang sama?
Jawab:
Beberapa
spesies dapat hidup berdampingan di dalam sebuah komunitas sepanjang mereka
mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam suatu relung ekologi, meskipun relung
mereka saling tumpang tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama
kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang
berlebihan. Akan tetapi jika sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan antar
spesies akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan atau kompetisi. Kompetisi
adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua makhluk
hidup tersebut mengalami kerugian. Adapun kebutuhan hidup yang sering
diperebutkan antara lain, adalah makanan, tempat berlindung, tempat bersarang,
sumber air, dan pasangan. Semakin besar tumpang tindih relung ekologi, semakin
sering terjadi kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa kompetisi antar
anggota satu spesies, contohnya jenis predator di Laut yang memakan ikan yang
sama.
Kompetisi
interpesifik merupakan kompetisi antar anggota yang berbeda spesies. Kompetisi
ini terjadi jika dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki kebutuhan
hidup yang sama, sedangkan ketersediaan kebutuhan tersebut terbatas. Sebagai
contoh adalah dugong (sapi laut) yang bersaing dengan kura-kura karena sama-sama
memakan seagrass. Di alam, persaingan
antar individu dalam spesies penting artinya untuk mengatur populasi spesies
tersebut sehingga terjadi suatu keseimbangan.
- Arti adaptasi morfologi, fisiologi, dan kultural!
Jawab :
·
Adaptasi
Morfologi adalah penyesuaian
makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama
untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah
diamati karena tampak dari luar.
Contoh: Itik memiliki selaput di antara
jari-jarinya. Selaput ini berfungsi untuk berenang di kolam. Ini merupakan
contoh dari adaptasi morfologi. Adaptasi
morfologi yang terjadi pada bentuk baruh burung yang disesuaikan untuk makanannya dan adaptasi pada bentuk tubuh ikan
tuna.
·
Adaptasi
fisiologi dalah proses penyesuaian diri makhluk
hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang memperlihatkan perubahan sistem
metabolisme dalam tubuhnya dan melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya
bisa bertahan hidup. Adaptasi
ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
Contoh:
Ikan air laut yang menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan
sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar
garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga
ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi
sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan
urine yang pekat.
·
Adaptasi
Kultural adalah adaptasi melalui daya tahan hidup populasi dimana masing-masing
komuniti mempunyai daya tahan yang berbeda berdasarkan perasaan akan resiko,
respon kesadaran, dan kesempatan. Adaptasi ini juga biasa disebut dengan adaptasi tingkah laku yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan
dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sifat-sifat budaya mempunyai koefisiensi
seleksi, variasi, perbedaan kematian-kelahiran, dan sifat budaya yang bekerja
dalam sistem biologi.
Contoh
: Produksi tinta pada Cumi-cumi untuk
penyelamatan diri, dan Bunglon melakukan mimikri, yaitu perubahan warna kulit
sesuai dengan warna lingkungan. Ikan paus yang berenang kepermukaan untuk
mendapatkan oksigen karena ikan paus yang bernafas dengan paru-paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar